Kata orang, aku tidak menang..
Kata orang, aku kalah..
Kata orang, aku tidak menang di hatimu..
Ya, tidak menang..
Tapi..
Mereka ada benarnya juga..
Tatapanmu.. sikapmu.. pancaran semangatmu..
Ah sudahlah..
Tak ada gunanya berburuk sangka..
Memang aku yang dingin..
Memang aku yang pilih-pilih..
Tidak hangat.. tapi berusaha hangat..
Ah sudahlah.. tak ada gunanya..
Memang belum waktunya..
BEHIND THE SCENE….
Oke oke.. mungkin sebagai penulis bebas alias freelance, saya seperti ingin memunculkan kesan baper. Tapi berhubung saya laki-laki, agak-agak aneh untuk memunculkannya. Tulisan kali ini mungkin cukup berbeda dengan tulisan-tulisan sebelumnya yang sebelumnya lebih “berbobot”. Mengapa saya menuliskan ini? Awalnya muncul rasa tantangan untuk menulis genre romance walau tab romance belum di show up ke beranda blog saya yang keren ini. *show up blog sendiri gapapa kalee.. –a “
Romance. Menghadirkan genre ini cukup berat. Terlebih tidak ada fasilitas untuk menonton drama-drama korea. (btw, gw rada-rada rasa aneh kalo nonton drama-drama kayak gitu :v).
Ok fix, gw rada curhat… dan mohon maaf kalau banyak kata ganti orang pertama disini. Menyesuaikan kehidupan gw yang benar-benar pernah heterogen 3 tahun.
Balik lagi ke topik. Kadang-kadang beberapa tulisan gw terinspirasi dari kehidupan gw sendiri, dan terkadang juga dari orang lain. Bagaimana dengan yang kali ini? Ini saya terinspirasi dari kehidupan seorang laki-laki yang memiliki rasa dengan seorang wanita..dan wanita ini juga (menurut tebakan si laki-laki) punya rasa sama laki-laki sang tokoh..namun, sikap laki-laki ini sikapnya dingin dengan wanita yang bersangkutan. Bukan hanya dengan wanita yang ini juga, dengan wanita lain juga, maklum anak “lembaga hijau” gitu. Alhasil, wanita ini rada menjaga sikap karena si laki-laki yang dingin, tapi wanita ini (menurut si laki-laki lagi.. dan menurut teman laki-laki yang lain juga) malah kelihatan hangat dengan temen si laki-laki yang kebetulan friend desk nya laki-laki yang bersangkutan.. dan si laki-laki pun merasa sia-sia saja.
Dia merasa kalah. (sudahlah, nulis kayak gini juga lama-lama bikin gw jadi baper *laki-laki kok baperan?) dengan mudahnya ngobrol, dengan mudahnya berbagi cerita dan eng I eng,.. by the way, kayaknya gw udah prediksi bakal the end ini rasa laki-laki. Gw pengen bilang aja “tetap semangat, kalo memang itu udah di takdirkan, woles aja. Yang terpenting sekarang lu berusaha memantaskan diri buat yang memang pantas buat lu. Gapai cita-cita lu. Fokus, fokus, fokus !
Kata orang, aku kalah..
Kata orang, aku tidak menang di hatimu..
Ya, tidak menang..
Tapi..
Mereka ada benarnya juga..
Tatapanmu.. sikapmu.. pancaran semangatmu..
Ah sudahlah..
Tak ada gunanya berburuk sangka..
Memang aku yang dingin..
Memang aku yang pilih-pilih..
Tidak hangat.. tapi berusaha hangat..
Ah sudahlah.. tak ada gunanya..
Memang belum waktunya..
BEHIND THE SCENE….
Oke oke.. mungkin sebagai penulis bebas alias freelance, saya seperti ingin memunculkan kesan baper. Tapi berhubung saya laki-laki, agak-agak aneh untuk memunculkannya. Tulisan kali ini mungkin cukup berbeda dengan tulisan-tulisan sebelumnya yang sebelumnya lebih “berbobot”. Mengapa saya menuliskan ini? Awalnya muncul rasa tantangan untuk menulis genre romance walau tab romance belum di show up ke beranda blog saya yang keren ini. *show up blog sendiri gapapa kalee.. –a “
Romance. Menghadirkan genre ini cukup berat. Terlebih tidak ada fasilitas untuk menonton drama-drama korea. (btw, gw rada-rada rasa aneh kalo nonton drama-drama kayak gitu :v).
Ok fix, gw rada curhat… dan mohon maaf kalau banyak kata ganti orang pertama disini. Menyesuaikan kehidupan gw yang benar-benar pernah heterogen 3 tahun.
Balik lagi ke topik. Kadang-kadang beberapa tulisan gw terinspirasi dari kehidupan gw sendiri, dan terkadang juga dari orang lain. Bagaimana dengan yang kali ini? Ini saya terinspirasi dari kehidupan seorang laki-laki yang memiliki rasa dengan seorang wanita..dan wanita ini juga (menurut tebakan si laki-laki) punya rasa sama laki-laki sang tokoh..namun, sikap laki-laki ini sikapnya dingin dengan wanita yang bersangkutan. Bukan hanya dengan wanita yang ini juga, dengan wanita lain juga, maklum anak “lembaga hijau” gitu. Alhasil, wanita ini rada menjaga sikap karena si laki-laki yang dingin, tapi wanita ini (menurut si laki-laki lagi.. dan menurut teman laki-laki yang lain juga) malah kelihatan hangat dengan temen si laki-laki yang kebetulan friend desk nya laki-laki yang bersangkutan.. dan si laki-laki pun merasa sia-sia saja.
Dia merasa kalah. (sudahlah, nulis kayak gini juga lama-lama bikin gw jadi baper *laki-laki kok baperan?) dengan mudahnya ngobrol, dengan mudahnya berbagi cerita dan eng I eng,.. by the way, kayaknya gw udah prediksi bakal the end ini rasa laki-laki. Gw pengen bilang aja “tetap semangat, kalo memang itu udah di takdirkan, woles aja. Yang terpenting sekarang lu berusaha memantaskan diri buat yang memang pantas buat lu. Gapai cita-cita lu. Fokus, fokus, fokus !